Selamat Datang Di Blog Fitri... ^_^

Kamis, 24 Januari 2013

Sejarah singkat kota palembang sriwijaya sumsel


Sejarah singkat kota palembang sriwijaya sumsel



Palembang identik dengan
Makanan has Pempek, Sungai Musi
dan Jembatan Ampera.
Ketiganya tidak bisa dipisahkan
ketika kita membicarakan ibu kota Provinsi
Sumatera Selatan (Sumsel) ini.
Sebenarnya masih banyak objek wisata lain yang bisa dinikmati
di Palembang,

salah satunya objek
wisata sejarah.
Dengan menyusuri objek-objek tersebut,
kita bisa menyibak masalalu kota legenda ini.
Kota tertua di Indonesiaini dulunya
dikelilingi oleh air, bahkan terendam
air yang bersumber dari sungai, rawa
maupun air hujan.
Mungkin karena kondisinya selalu begitu,
nenek moyang menamakan kota ini sebagai Palembang dalam bahasa
Melayu "Pa" atau "Pe"
sebagai kata tunjuk suatu
tempat atau keadaan.

Sedangkan "Lembang" atau "Lembeng" adalah genangan air.
Jadi Palembang itu artinya suatu tempat
yang digenangi air.
Kota ini juga dijuluki Bumi Sriwijaya,
karena pada abad ke-7 s/d 13 Masehi,
Sumatera Selatan menjadi basis
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dengan
Palembang sebagai ibu kota kerajaan.
Menurut Prasasti Kedukan Bukit,
Kerajaan Sriwijaya dibangun pada
tanggal 17 Juni 683 Masehi dengan
raja pertama Jayanasa. Pada masa jayanya,

Sriwijaya dikenal sebagai
pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama Budha di Asia Tenggara.

Dulu, Sriwijaya merupakan
kerajaan maritim yang kuat dan
disegani di Asia Tenggara.
Pengaruhnya hingga ke Cina dan
Madagaskar di Afrika.
Sriwijaya menguasai jalur perdagangan
dan pelayaran antara laut Cina Selatan
dan Samudera Hindia sehingga daerah ini
menjadi sentra pertemuan antarbangsa.

Kondisi ini menimbulkan
transformasi budaya yang lambat laun
berkembang dan membentuk
identitas baru bagi Sumsel.

Wajar kalau kemudian Palembang menjadi kota yang
penuh dengan nuansa romantisme (historical).
Sebab banyak
peninggalan bersejarah yang masih
terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, belakangan ini pemda
menjadikan Palembang sebagai kota
legenda atau LegendaryCity
untuk menuju kota tujuan wisata,
perdagangan, dan investasi.
Sekaligus sebagai spirit baru Kota Palembang yang multi kultural dan multi etnik.
Kota Palembang memiliki luas 400,61
Km2, secara administratif terbagi
dalam 14 kecamatan dan 103
kelurahan. Populasi penduduknya
hingga Desember 2004 kurang-lebih
1,5 juta orang.

Di Palembang masih dapat kita jumpai
rumah khas Sumsel yang disebut
Rumah Limas. Rumah ini atapnya
berbentuk limas, berdinding papan
dengan pembagian ruangan yang
bertingkat-tingkat (kijing).
Keseluruhan atap dan dinding serta
lantai rumah bertopang di atas tiang-
tiang yang tertanam di tanah. Rumah
ini mempunyai ornamen dan ukiran
yang khas.

Pengaruh Islam sangat
nampak pada ornamen maupun ukirannya. Kebanyakan rumah limas
luasnya mencapai 400-1000 meter
atau lebih, yang didirikan di atas tiang
kayu Orgelen dan kayu Tembesu.

Taman purbakala kerajaan sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya Taman Arkeologis
terletak di Karanganyar, kecamatan
Ilir Barat II, kotamadya Palembang
dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 22 Desember 1994.

Peristiwa yang sangat penting ditandatangani oleh penggantian
tiruan Kedukan Bukit catatan yang
menandakan kutub historis dari
kelahiran Sriwijaya Kerajaan.
Prasasti Kedukan Bukit memberikan catatan
memberi suara Pallava dimana ditulis dalam Bahsa Melayu tua yang di
deklarasikan oleh Dapunta Hiyang
Sriyajanasa dan dua puluh ribuan
tentara membangun suatu kerajaan
yang disebut Sriwijaya pada tahun
606 Saka atau 683 AD
di sekitar kaki Bukit Siguntang.

Sejarah mencatat bahwa
Kerajaan Sriwijaya telah
menjadi yang kerajaan yang besar
dan sangat berpengaruh di dalam
kerajaan bahari dan Indonesia Bagian
tenggara Asia sepanjang Abad 7-13.

Taman Arkeologis Kerajaan Sriwijaya
dibangun di Karanganyar.
pada dasarnya menurut konsep dari
keuntungan dan pemeliharaan
warisan/pusaka dan sisa jaman kuno
maka ditempatkan di lokasi ini.

konsep ini Tujuan untuk menghargai
nilai-nilai yang budaya dan
memperkuat kebanggaan nasional
dan bermanfaat bagi turis/wisatawan
dan nilai-nilai bidang pendidikan.

Ada tiga gedung utama di dalam taman Musium yang dibangun
untuk menampung koleksi sisa-sisa arkeologis Sriwijaya yang mana juga
mencerminkan peran penting dari
kerajaan dalam pengembangan tempo dulu,
sejarah purbakala bangsa
indonesian sepanjang abad ke 7-13. Aula yang besar disiapkan untuk
acara pameran, seminar,
dan lain-lain.

Kemudian catatan yang
membangun di mana tiruan Kedukan
Bukit catatan dan Sriwijaya Kerajaan
pejabat taman Arkeologis
Pengumuman dijaga.

Ada juga suatu
pajangan batu bata struktur menggali dari Pulau Cempaka (Cempaka Pulau).
Saluran yang saling behubungan
ditemukan di dalam taman dan dapat
dilalalui dari arah Musi sungai.

Menurut penafsiran yang dilakukan
melalui pemotretan udara
Karanganyar merupakan lokasi
mewakili pusat air seperti berliku-liku
di dalam awal Sriwijaya kerajaan.

Penggalian dari lokasi telah muncul sisa batu bata struktur, fragmen
tembikar, keramik, perahu merusak
dan materi arkeologis yang lain.

Semua data yang betul-betul
menunjukkan bahwa Karanganyar
lokasi merupakan suatu posisi
penting sepanjang umur/zaman
Kerajaan Sriwijaya.
Data itu adalah juga didukung oleh
catatan seperti: patung dan benda-benda
arkeologi lain ditemukan di Palembang
dan sekitarnya.
Dalam kaitan dengan
pertimbangan dari bukti historis dan
arkeologis, Karanganyar adalah
daerah yang dipilih untuk menjadi
penempatan Taman Arkeologis Kerajaan Sriwijaya.



Sumber : http://wahidin.mywapblog.com/sejarah-singkat-kota-palembang-sriwijaya.xhtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar